"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak...." (An-Nisaa': 1).
"Dzat yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam (tubuhnya) roh (ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (As-Sajdah: 7-9).
Dalam dunia science, teori evolusi Charles Darwin sangat terkenal. Bahkan, walaupun hanya merupakan suatu kesimpulan yang tak terbukti sama sekali, banyak orang yang mempercayainya, karena ia berbaju science. Padahal, science sendiri yang dulunya dipercaya benar ternyata kemudian terbukti salah.
Salah satu dampak dari teori evolusi yang sesat itu adalah mengikis iman akan adanya Sang Pencipta. Dengan begitu secara tak disadari seseorang yang mempercayai teori evolusi akan dikikis imannya terhadap adanya Sang Pencipta.
Sebagai muslimin, kita harusnya mengembalikan hal ihwal penciptaan ini kepada Sang Pencipta itu sendiri, Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Tentunya jika disuruh memilih harus percaya siapa, tentunya kita harus percaya kepada Allah. Inilah yang harus menjadi landasan berpikir dan keyakinan kaum muslimin dalam mengetahui asal muasal penciptaan manusia.
Dalam hal ini Allah telah mewahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Alquran dalam beberapa surat dan ayat, di antaranya adalah ayat yang kita sebutkan di atas.
Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia pertama kali dari tanah dan menyempurnakan bentuknya. Kemudia dari satu manusia itu--yakni Adam 'Alaihissalam--Allah menciptakan istri bagi Adam, kemudian dari keduanyalah Allah mengembangbiakkan manusia. Bahkan, hal itu sangat jelas dan mudah dipahami oleh siapa pun yang mau sejenak menggunakan otaknya dengan baik.
Jadi, pertanyaan-pertanyaan yang timbul di kalangan kaum muslimin tentang teori Darwin ini dapat dijawab dengan ayat-ayat Alquran. Namun sayang, kebanyakan kaum muslimin kurang mengerti akan isi kitab sucinya. Mereka paling-paling hanya membaca Al-Fatihah serta surat-surat pendek di Juz 'Amma. Itu pun belum tentu dengan pemahaman yang benar akan kandungan ayat yang mereka baca.
Bahkan, sekarang telah timbul gerakan anti teori evolusi yang dipelopori Adnan Oktar dengan mengusung nama Harun Yahya. Dia adalah seorang muslim Turki. Gerakan ini mengguncang para penganut dan pencinta teori evolusi. Mereka bahkan mati kutu ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa teori yang mereka sanjung selama ini ternyata omong kosong belaka dan penuh kepalsuan. Sekali lagi terbukti bahwa adalah suatu kebodohan jika seseorang menuhankan science. Science bukanlah pencipta, science hanya menguak rahasia-rahasia yang tersimpan di balik ciptaan Allah ini. Dengan science manusia dapat memanfaatkan segala yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Seharusnya science juga mengantar manusia kepada iman terhadap Allah Sang Pencipta alam semesta, bukan malah sebaliknya. Wallahu al-musta'aan.
"Dzat yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam (tubuhnya) roh (ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (As-Sajdah: 7-9).
Dalam dunia science, teori evolusi Charles Darwin sangat terkenal. Bahkan, walaupun hanya merupakan suatu kesimpulan yang tak terbukti sama sekali, banyak orang yang mempercayainya, karena ia berbaju science. Padahal, science sendiri yang dulunya dipercaya benar ternyata kemudian terbukti salah.
Salah satu dampak dari teori evolusi yang sesat itu adalah mengikis iman akan adanya Sang Pencipta. Dengan begitu secara tak disadari seseorang yang mempercayai teori evolusi akan dikikis imannya terhadap adanya Sang Pencipta.
Sebagai muslimin, kita harusnya mengembalikan hal ihwal penciptaan ini kepada Sang Pencipta itu sendiri, Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Tentunya jika disuruh memilih harus percaya siapa, tentunya kita harus percaya kepada Allah. Inilah yang harus menjadi landasan berpikir dan keyakinan kaum muslimin dalam mengetahui asal muasal penciptaan manusia.
Dalam hal ini Allah telah mewahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Alquran dalam beberapa surat dan ayat, di antaranya adalah ayat yang kita sebutkan di atas.
Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia pertama kali dari tanah dan menyempurnakan bentuknya. Kemudia dari satu manusia itu--yakni Adam 'Alaihissalam--Allah menciptakan istri bagi Adam, kemudian dari keduanyalah Allah mengembangbiakkan manusia. Bahkan, hal itu sangat jelas dan mudah dipahami oleh siapa pun yang mau sejenak menggunakan otaknya dengan baik.
Jadi, pertanyaan-pertanyaan yang timbul di kalangan kaum muslimin tentang teori Darwin ini dapat dijawab dengan ayat-ayat Alquran. Namun sayang, kebanyakan kaum muslimin kurang mengerti akan isi kitab sucinya. Mereka paling-paling hanya membaca Al-Fatihah serta surat-surat pendek di Juz 'Amma. Itu pun belum tentu dengan pemahaman yang benar akan kandungan ayat yang mereka baca.
Bahkan, sekarang telah timbul gerakan anti teori evolusi yang dipelopori Adnan Oktar dengan mengusung nama Harun Yahya. Dia adalah seorang muslim Turki. Gerakan ini mengguncang para penganut dan pencinta teori evolusi. Mereka bahkan mati kutu ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa teori yang mereka sanjung selama ini ternyata omong kosong belaka dan penuh kepalsuan. Sekali lagi terbukti bahwa adalah suatu kebodohan jika seseorang menuhankan science. Science bukanlah pencipta, science hanya menguak rahasia-rahasia yang tersimpan di balik ciptaan Allah ini. Dengan science manusia dapat memanfaatkan segala yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Seharusnya science juga mengantar manusia kepada iman terhadap Allah Sang Pencipta alam semesta, bukan malah sebaliknya. Wallahu al-musta'aan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar